Monday, March 24, 2014

Komplek Makam Syiah Kuala

Aceh merupakan sebuah provinsi di ujung Sumatra Indonesia. Daerah yang kaya akan sumber daya alam dan sumber daya manuasia yang tak perlu di ragukan lagi. Di Aceh lahir raja-raja hebat dan terkenal samapi keseluruh dunia, contohnya Sulthan Iskandar Muda. Di Aceh juga lahir para ulama-ulama besar yang tersohor tidak hanya di Aceh dan nusantara saja, tapi juga terkenal di seluruh dunia, contohnya Syeihk Abdurrauf atau lebih dikenal dengan nama Teungku Syiah Kuala. Penduduk Aceh 100 % orang islam dan sangat taat pada perintah agama, sehingga aceh di juluki dengan serambi mekkah.

Syekh Abdurrauf adalah seorang ulama besar Aceh yang terkenal. Ia memiliki pengaruh yang besar dalam penyebaran agama Islam di Sumatera dan Nusantara pada umumnya. Sebutan gelarnya yang juga terkenal ialah Teungku Syiah Kuala. Namanya sudah diabadikan di sebuah Universitas ternama di Aceh yaitu Univesrsitas Syiah Kuala.

Nama lengkap Syeich Abdurrauf  adalah Aminuddin Abdul Rauf bin Ali Al-Jawi Tsumal Fansuri As-Singkili. Menurut riwayat masyarakat, keluarganya berasal dari Persia atau Arabia, yang datang dan menetap di Singkil, Aceh, pada akhir abad ke-13. Pada masa mudanya, Syeikh Abdurrauf  mula-mula belajar pada ayahnya sendiri.Kemudian beliau juga belajar pada ulama-ulama di Fansur dan Banda Aceh. Selanjutnya, beliau pergi menunaikan ibadah haji, dan dalam proses pelawatannya beliau belajar pada berbagai ulama di Timur Tengah untuk mendalami agama Islam.

Syeihk Abdurrauf lahir pada tahun1001 H/1591 M di Singkil dan wafat pada tahun 1106 H/1696 M dalam usia 105 tahun. Beliau di makamkan pada tempat yang di amanahkannya yaitu di gampong meunasah Dayah Kuala Aceh sekarang desa Dayah raya Kecamatan Syiah Kuala tepat di pinggir pantai yang sangat indah. Sekarang komplek makam Teungku Syiah Kuala di jadikan sebagai tempat wisata religi oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Kota Banda Aceh.

Untuk menuju ke Komplek Makam Syiah Kuala di desa Dayah raya Kecamatan Syiah Kuala sangat mudah. Kita bisa memulai perjalanan dari Simpang Jamboe Tape belok kiri kalau dari kota, lurus terus ke depan tanpa belok-belok lagi dan kita akan sampai pada komplek makam Syiah Kuala. Selain dari simpang jamboe tape bisa juga dari arah lampuloe atau dari arah TPI lampuloe belok kiri lurus terus dan kita akan sampai ke komplek makam Syiah Kuala. Dan kita bisa juga pergi dari jalan Alue naga, tapi jalan ini masuk ke perkampungan dan akan sedikit kesulitan di lalui jika menggunakan mobil. Umumnya para peziarah pergi lewat simpang jamboe tape. 

Gambar di bawah ini merupakan pintu gerbang untuk masuk ke komplek makam Syiah Kuala. Ini pada waktu sore hari menjelang senja, tampak sunset mulai menghiasi langit.

Di samping pintu gerbang, ada sebuah papan nama yang menjelaskan bahwa komplek makam Syiah Kuala merupakan situs cagar budaya Aceh. 

Dan gambar di bawah ini merupakan peringatan atau undang-undang yang harus di patuhi ketika kita berziarah ke makam Syiah Kuala ini.

Di depan pos penjagaan pintu gerbang juga tampak peraturan-peraturan yang harus di patuhi oleh para peziarah yang ingin berkunjung ke makam Syiah Kuala seperti menggunakan pakaian muslim yang sesuai dengan syari'at Islam. Jika para peziarah tidak menggunakan pakaian muslim yang sesuai dengan syari'at Islam maka tidak di perkenankan untuk masuk.

Gambar di bawah ini merupakan komplek makam Syiah Kuala jika kita lihat dari depan atau tepat pada saat kita baru saja masuk dari pintu gerbang. Sedikit pengalaman saya ketika saya masuk ke komplek makam Syiah Kuala, hati saya bergetar dan merinding tak terbayangkan saya berada di depan makam seorang ulama besar wali Allah Teuku Syiah Kuala.

Untuk masuk lebih dekat yaitu langsung berada di samping makam Syiah Kuala kita masuk lewat belakang dimana di sana sudah ada penjaga bagi para peziarah yang ingin berada lebih dekat , berdo'a, berdzikir dan baca yasin di dekat makam teuku Syiah Kuala. Tapi di dalam ruangan ini ridak di benarkan untuk beroto.


Gambar di bawah ini merupakan peraturan-peraturan yang harus di patuhi oleh para peziarah yang berada di dalam komplek makam Syiah Kuala dan bagi para peziarah yang ingin masuk kedalam. 

Gambar di bawah ini merupakan penjelasan singkat tentang tahun kelahiran dan wafatnya Teuku Syiah Kuala. Dan juga tentang pengaruhnya bagi bangsa Aceh pada masa kejayaannya jaman dahulu.


Di dekat komplek makam Teuku Syiah Kuala terdapat dua buah sumber mata air, dimana para peziarah biasanya meminum air tersebut, ada juga yang membasuh muka, memandikan anak-anak dan tidak jarang membawa pulang air tersebut dengan harapan mendapat berkah dan untuk terang hati. Gambar di bawah ini merupakan sumber mata air di bagian depan komplek makam, satu lagi ada di belakang, tepat di depan jalan untuk masuk ke ruangan makam Teuku Syiah Kuala.

Di komplek makam juga terdapat meunasah dan mesjid. Gambar di bawah ini adalah mesjid yang terdapat di dalam komplek, berada di samping komplek makam agak ke belakang. Dan meunasah tepat berada di depan komplek makam dekta sumber mata air.

Selain itu di dalam komplek makam juga ada fasilitas umum bagi para peziarah seperti kamar mandi dan fasilitas pendukung lainnya. Dan di dekat komplek makam Teuku Syiah Kuala juga tersaji pantai yang sangat indah apalagi pada saat sore hari. Biasanya para peziarah yang habis berkunjung ke komplek makam tidak lupa untuk bermain sejenak, berfoto ria di pantai ini termasuk saya sendiri.

Bagi kawan-kawan yang belum pernah berkunjung ke komplek makam Teuku Syiah Kuala silahkan kawan-kwan mengunjunginya. Banyak pelajaran yang bisa di dapat di sana, mengetuk pintu hati bagi setiap peziarah agar selalu bertaqwa kepada Allah SWT.

Sekian dan terima kasih  :)